Rabu, 22 Mei 2013
Jumat, 17 Mei 2013
Selasa, 14 Mei 2013
ADIWIYATA SMA NEGERI 2 METRO
Adiwiyata SMA Negeri 2 Metro
Sejarah Tentang Adiwiyata
Kata ADIWIYATA berasal dari 2 kata Sansekerta “ADI” dan “WIYATA”. ADI mempunyai makna besar, agung, baik, ideal, atau sempurna. WIYATA mempunyia makna tempat dimana seseorang mendapatkan ilmu pengetahuan, norma dan etika dalam berkehidupan sosial. Bila kedua kata tersebut digabung, maka secara keseluruhan ADIWIYATA mempunyai makana :Tempat yang baik dan ideal dimana dapat diperoleh segala ilmu pengetahuan dan berbagai norma serta etika yang dapat menjadi dasar manusia menuju terciptanya kesejahteraan hidp kita dan menuju kepada cita-ciat pembangunan berkelanjutan.
Program Adiwiyata merupakan salah satu dari Program Kementerian Negara Lingkungan Hidup dalam rangka mendorong terciptanya pengetahuan dan kesadaran warga sekolah dalam upaya pelstarian Lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan bagi kepentingan generasi sekarang maupun yang akan datang.
Program Adiwiyata bertujuan untuk menciptakan kondisi yang baik bagi sekolah agar dapat menjadi tempat pembelajaran dan penyadaran warga sekolah (guru, murid dan karyawan sekolah) yang diwujudkan dalam :
a. Pengembangan Kebijakan
Sekolah peduli dan berbudaya Lingkungan
b. Pengembangan Kurikulum
berbasis Lingkungan
c. Pengembangan Kegiatan
Lingkungan berbasis partisipatif
d. Pengembangan dan
pengelolaan sarana pendukung sekolah berbudaya Lingkungan. Misalnya :
Hemat Energi/penggunaan energi alternative, penghematan air, pengelolaan
sampah dengan prinsip 3R (reduse, reuse, recyle)
Cara Yang Dilakukan Untuk Mewujudkan
Adiwiyata
Untuk mewujudkan sekolah Adiwiyata SMAN 2 Metro telah melakukan banyak
usaha,antara lain menggalakkan siswa/i SMAN 2 Metro beserta guru dan
staf melakukan penanaman berbagai macam pohon. selain itu disetiap kelas
diberikan masing masing 2 kotak sampah untuk membedakan antara sampah
organik dan anorganik.
Keuntungan Menanggulangi Abrasi Pantai
Keuntungan Menanggulangi Abrasi Pantai
Keuntungan-keuntungan
tersebut antara lain:
1. Menjaga kestabilan garis pantai,
2. Menahan atau menyerap tiupan angin laut yang kencang,
3. Dapat mengurangi resiko dampak dari tsunami,
4. Membantu proses pengendapan lumpur sehingga kualitas air laut lebih terjaga dari endapan lumpur erosi,
5. Menghasilkan oksigen yang bermanfaat bagi manusia, hewan, dan tumbuhan,
6. Mengurangi polusi, baik udara maupun air.
7. Sumber plasma nutfah,
8. Menjaga keseimbangan alam,
9. Sebagai habitat alami makhluk hidup seperti burung, kepiting, dan lain sebagainya.
Beberapa hal di atas merupakan sebagian dari berbagai keuntungan yang dapat diperoleh dari penanaman hutan bakau dalam usaha mencegah atau mengatasi abrasi. Selain itu pemerintah tidak perlu lagi berulang kali membangun pemecah gelombang sehingga dapat menghemat pengeluaran dan dapat mengalokasikan dana untuk keperluan-keperluan lain (tentunya yang berguna untuk masyarakat).
1. Menjaga kestabilan garis pantai,
2. Menahan atau menyerap tiupan angin laut yang kencang,
3. Dapat mengurangi resiko dampak dari tsunami,
4. Membantu proses pengendapan lumpur sehingga kualitas air laut lebih terjaga dari endapan lumpur erosi,
5. Menghasilkan oksigen yang bermanfaat bagi manusia, hewan, dan tumbuhan,
6. Mengurangi polusi, baik udara maupun air.
7. Sumber plasma nutfah,
8. Menjaga keseimbangan alam,
9. Sebagai habitat alami makhluk hidup seperti burung, kepiting, dan lain sebagainya.
Beberapa hal di atas merupakan sebagian dari berbagai keuntungan yang dapat diperoleh dari penanaman hutan bakau dalam usaha mencegah atau mengatasi abrasi. Selain itu pemerintah tidak perlu lagi berulang kali membangun pemecah gelombang sehingga dapat menghemat pengeluaran dan dapat mengalokasikan dana untuk keperluan-keperluan lain (tentunya yang berguna untuk masyarakat).
Solusi Abrasi Pantai
Solusi
yang harus dilakukan
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi
(paling tidak menghambat) masalah abrasi pantai ini, yaitu:
- Pemerintah harus segera secara bertahap melakukan
pembangunan alat pemecah ombak, revetment, dan pembentukan tembok laut
(groin).
- Hutan mangrove di sekitar pantai yang terkena
dampak abrasi tersebut.
Penanganan abrasi pantai memang sulit. Solusi di atas
memiliki resiko dan kekurangan masing-masing. Pemasangan alat pemecah ombak
tentunya memerlukan biaya yang sangat besar. Sedangkan penanaman vegetasi
mangrove pun tidak dapat dilakukan disemua jenis pantai karena mangrove hanya
tumbuh di daerah yang berlumpur.
Tetapi meskipun sangat sulit, tetapi
usaha untuk mangatasi abrasi ini harus terus dilakukan. Jika masalah abrasi ini
tidak segera ditanggulangi, maka bukan tidak mungkin dalam beberapa tahun ke
depan luas daratan di Indonesia banyak yang akan berkurang. Bahkan beberapa
pulau terancam hilang.
sumber :
http://alamendah.wordpress.com/2009/11/09/abrasi-rusak-40-prosen-pantai-indonesia/
Mencegah dan Mengatasi Abrasi pantai di Indonesia
Mencegah dan Mengatasi Abrasi pantai di Indonesia
Banyak diantara pantai-pantai di Indonesia yang
mengalami abrasi, mulai dari yang tingkat abrasinya rendah, sedang, sampai yang
tingkat abrasinya parah/tinggi. Dalam upaya mengatasi abrasi ini sudah saatnya
bagi kita untuk memikirkan cara-cara dan melakukan tindakan yang berwawasan
konservasi, tidak lagi hanya dengan melakukan upaya yang sifatnya sementara
saja. Pencegahan ataupun penanggulangan abrasi dengan berwawasan konservasi ini
tentunya akan memberikan berbagai keuntungan bagi lingkungan (alam) yang akan
membawa banyak imbas positif dalam kehidupan manusia. Salah satu cara mencegah
ataupun mengatasi abrasi yaitu dengan cara penanaman bakau. Sebenarnya telah
banyak orang yang mengetahui fungsi dan kegunaan hutan bakau bagi lingkungan.
Namun dalam prakteknya di lapangan, masih banyak pula yang belum memanfaatkan
hutan bakau sebagai sarana untuk mencegah atau mengatasi abrasi. Yang sering terlihat, dalam usaha mengatasi abrasi di daerah pantai, pemerintah di beberapa daerah melakukan kebijakan pencegahan abrasi dengan membangun pemecah gelombang buatan di sekitar pantai dengan maksud untuk mengurangi abrasi yang terjadi tanpa dibarengi dengan usaha konservasi ekosistem pantai (seperti penanaman bakau dan/atau konservasi terumbu karang). Akibatnya dalam beberapa tahun kemudian abrasi kembali terjadi karena pemecah gelombang buatan tersebut tidak mampu terus-menerus menahan terjangan gelombang laut. Namun payahnya, seringkali pengalaman tersebut tidak dijadikan pelajaran dalam menetapkan kebijakan selanjutnya dalam upaya mencegah ataupun mengatasi abrasi. Yang sering terjadi di lapangan, ketika pemecah gelombang telah rusak, lagi-lagi pemerintah setempat membangun pemecah geombang buatan dan lagi-lagi tanpa dibarengi dengan penanaman bakau atau konservasi terumbu karang yang rusak. Hal tersebut seakan-akan menjadi suatu rutinitas yang bila difikir lebih jauh, tetunya hal tersebut akan berimbas terhadap dana yang harus dikeluarkan daerah setempat.
Seandainya, dalam mengatasi abrasi tersebut kebijakan yang diambil pemerintah yaitu dengan membangun pemecah gelombang buatan (pada awal usaha mengatasi abrasi atau jika kondisi abrasi benar-benar parah dan diperlukan tindakan super cepat) dengan dibarengi penanaman bakau di sekitar daerah yang terkena abrasi atau bahkan bila memungkinkan dibarengi pula dengan konservasi terumbu karang, tentunya pemerintah setempat tidak perlu secara berkala terus menerus membangun pemecah gelombang yang menghabiskan dana yang tidak sedikit. Hal ini dikarenakan dalam beberapa tahun sejak penanaman, tanaman-tanaman bakau tersebut sudah cukup untuk mengatasi atau mengurangi abrasi yang terjadi.
Selain mencegah atau mengatasi abrasi, hutan bakau dapat membawa keuntungan-keuntungan lebih daripada hanya sekedar membangun pemecah gelombang buatan.
Akibat Abrasi Pantai
Akibat Abrasi Pantai
Abrasi pantai diakibatkan oleh dua faktor utama yang
disebabkan oleh aktivitas manusia yaitu;
- Peningkatan permukaan air laut yang diakibatkan oleh mencairnya es di
daerah kutub sebagai akibat pemanasan global.
- Hilangnya vegetasi mangrove (hutan bakau) di pesisir pantai.
Sebagaimana diketahui, mangrove yang ditanam di pinggiran pantai,
akar-akarnya mampu menahan ombak sehingga menghambat terjadinya pengikisan
pantai. Sayangnya hutan bakau ini banyak yang telah dirusak oleh manusia.
Selain itu dapat juga diakibatkan oleh faktor bencana
alam seperti tsunami. Rusaknya bibir pantai di perairan Indonesia akibat abrasi
itu tidak terlepas dari geologi, kekuatan ombak laut serta pusaran angin.
Hayo Ngapain Itu : http://camayratih.blogspot.com/2012/05/penyebab-abrasi-pantai-beserta.html#ixzz2TFO3iyVK
Langganan:
Postingan (Atom)